Komunitas Ubuntu Papua: Mengenalkan Linux di Tanah Papua

workshop-komunitas-ubuntu-papua-2017

JAYAPURA. Mengenal dan mendalami sistem operasi komputer Ubuntu berbasis Linux yang diperkenalkan melalui workshop dari Komunitas Ubuntu Papua untuk membangun negeri bersama-sama putra-putri Papua. Sebanyak 60-an peserta antusias mengikuti kegiatan yang berlangsung di aula Telkom Witel (Wilayah Telekomunikasi) Papua, Kota Jayapura, Sabtu (13/5/2017).

Irfan Cahya Putra salah satu pemberi materi dalam workshop tersebut menyebutkan digelarnya kegiatan tersebut semata-mata menularkan ilmu teknologi kepada kaum pelajar maupun lainnya yang berkeinginan mengenal lebih dekat apa itu Linux Ubuntu. “Kami hadir untuk berikan apa yang telah kami ketahui dan telah kami lakukan menggunakan sistem operasi Linux Ubuntu ini. Juga sekaligus kami perkenalkan komunitas Ubuntu Papua kepada masyarakat, terlebih kepada kaum muda mudi yang gemar dengan aplikasi komputer,” kata Irfan dalam paparannya.

Nama sistem itu berasal dari nama pembuatnya yakni Linus Torvalds yang mulai diluncurkan tahun 1991 lalu. Dikatakannya, Linux itu menggunakan lisensi yaitu General Public License (GPL). “Ini dibuat tahun 1993 oleh Ricard Stallman. Nah, kesempatan baik ini saya akan mempraktekkan sistem operasi dan bagaimana cara penggunaannya,” tuturnya.

workshop-komunitas-ubuntu-papua-2017

Melkianus Laning selaku account manager goverment Telkom Wilayah Telekomunikasi (Witel) Provinsi Papua mengatakan kegiatan dari komunitas Ubuntu Papua sangat menarik dan pastinya perlu dukungan. Pihaknya tetap mendukung komunitas-komunitas yang tujuannya membangun anak-anak Papua dengan memperkenalkan aplikasi-aplikasi yang perlu diketahui penerus bangsa.

“Inilah salah satu bagian dari kami membantu fasilitasi komunitas Ubuntu Papua, BUMN membangun negeri melalui kegiatab ini,” kata Melkianus disela-sela kegiatan workshop.

Sebagai bentuk dukungan Telkom Witel Papua menyediakan tempat bagi komunitas Ubuntu Papua untuk melakukan setiap kegiatan membangun atau menularkan ilmu teknologi ke pemuda pemudi Papua. “Kita tahu bahwa Linux itu sebuah aplikasi, kebetulan kami di Telkom juga ada gunakan ini, tapi ada bagiannya masing-masing. Kalau saya bagiannya beda,” tuturnya.

Kedepannya, dikatakan Melkianus memang ada beberapa komunitas ataupun kantor menggunakan aplikasi Linux, namun diakuinya aplikasi windows memang masih menguasai pasar atau banyak digunakan pada setiap kantor maupun instansi di wilayah Indonesia, secara khusus di Papua.

“Kalau mau tinggalkan Linux, tak mungkin. Karena ada yang sudah gunakan aplikasi ini dan ada juga yang tertarik gunakan aplikasi linux ini,” ujarnya.

Suro salah satu peserta mengaku sangat senang dengan adanya workshop ini dan sampai saat ini dirinya baru mengetahui kalau ada komunitas Ubuntu di Papua. “Saya biasanya baca di google.com soal Linux, tapi untuk prakterkkan memang butuh pendamping. Saya bersyukur ada workshop ini yang memudahkan saya lebih kenal dekat tentang sistem operasi linux Ubuntu,” kata Suro.

Workshop ini sendiri berlangsung sehari dari pukul 09.30 wit hingga pukul 16.30 wit yang diikuti sejumlah pelajar dari berbagai sekolah menengah atas di Kota Jayapura, bahkan dari perguruan tinggi Stimik Sepuluh November dan Stikom Muhammadiyah.

workshop-komunitas-ubuntu-papua-2017

Sekedar diketahui, Komunitas Ubuntu Papua berdiri sejak dua tahun lalu dan telah melanglang buana dari satu kabupatrn ke kabupaten kota lainnya di wilayah provinsi Papua. Komunitas ini gencar mengenalkan sistem operasi Linux Ubuntu kepada perguruan tinggi maupun kalangan pelajar setingkat SMA/SMK bahkan keperkantoran pemerintahan daerah. [Indrayadi T Hatta]

You may also like...