5 Profesi Teknologi yang Menjadi Lebih Efisien dengan AI

Revolusi robot sudah tidak diragukan lagi sudah dimulai, tetapi kita masih belum tahu persis berapa banyak pekerjaan yang akan diambil alih oleh mesin, dan berapa lama akan terjadi. Sementara itu, kecerdasan buatan (AI) sudah mempengaruhi pekerjaan di berbagai industri, mengubah bagaimana cara pekerjaan diselesaikan.
Entah itu penerapan alat big data, chatbots atau alat bantu machine learning, para profesional menangkap nilai AI untuk meningkatkan produktivitas mereka. Namun, setiap pekerjaan tidak akan berdampak sama ketika teknologi AI ini hadir.
Berikut adalah lima profesi teknologi yang akan terjadi peningkatan terbesar dalam efisiensi dan otomatisasi dengan AI.
1. Security Professional
Bidang cybersecurity telah memanfaatkan AI dan machine learning untuk beberapa waktu, dengan platform seperti IBM Watson digunakan untuk melengkapi pekerjaan manusia. Sebagai contoh, banyak produk menggunakan AI untuk menentukan pola pengguna normal, dan memberi peringatan ketika perilaku abnormal terdeteksi.
AI juga digunakan untuk mengembangkan serangan cyber. Peneliti keamanan menciptakan malware yang diinfus AI yang mampu melewati sistem anti-malware dengan memodifikasi dirinya untuk lolos melewati filter. Ini berarti bahwa para profesional keamanan mungkin perlu untuk melawan alat-alat AI yang digunakan oleh peretas dengan alat-alat AI mereka sendiri.
2. Business Intelligence
Business intelligence, yang fokus pada analitik data, sangat menguntungkan dari proliferasi AI. Selain memberikan wawasan yang lebih mendalam, AI juga akan mengurangi jumlah pekerjaan yang diperlukan untuk membangun aplikasi BI.
Teknologi seperti Natural Language Processing (NLP) dan Natural Language Generation (NLG) akan membantu dengan pengembangan antarmuka pengguna grafis drag-and-drop (GUI) untuk BI, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan wawasan tanpa pengkodean.
AI juga akan memudahkan BI untuk memproses data yang tidak terstruktur. Perubahan ini pada dasarnya akan membuat lebih banyak data tersedia untuk dianalisis, yang akan menumbuhkan jumlah pekerjaan untuk analis data juga.
3. Help Desk
Help desk adalah “titik awal untuk banyak proyek machine learning” di perusahaan, menurut Nick Patience, co-founder dan wakil presiden penelitian di 451 Research. Sebagian besar dari hal ini berkaitan dengan pengenalan chatbots, robot berbasis percakapan yang dapat menangani pertanyaan sederhana melalui masukan berbasis teks.
Chatbots telah digunakan dalam layanan pelanggan dan di situs web ritel dalam beberapa tahun terakhir, tetapi sekarang sedang digunakan untuk permintaan bantuan.
4. Software Engineer / Web Developer
AI akan menjadi UI baru karena mengubah cara kita meningkatkan pengalaman pengguna. Ini memiliki implikasi besar bagi konsumen, karena mengubah cara mereka berinteraksi dengan perangkat atau layanan, tetapi itu juga akan berdampak pada para software engineer yang merancang pengalaman tersebut.
Pengembang seluler mungkin merasa lebih mudah untuk membuat pengalaman kontekstual bagi pengguna, karena AI akan secara otomatis membawa informasi yang paling relevan. Di sisi perangkat lunak, AI akan membantu dalam pembuatan produk itu sendiri, mengotomatisasi keamanan dan mungkin bahkan pengembangan fitur tambahan.
5. CIO
Selain mempengaruhi pekerjaan karyawan garis depan, AI dan otomatisasi juga akan berdampak pada kehidupan para pemimpin dan manajemen TI. CIO, khususnya, akan melihat perubahan besar dalam cara mereka memandang organisasi.
Profesi CIO akan terdiri dari campuran pekerja digital – bot RPA, program AI, chatbots dan manusia, dan, dengan mempertimbangkan tenaga kerja campuran ini, CIO perlu menyewa dan melatih pekerja manusia untuk RQ – Robotika Quotient, istilah Forrester untuk keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja dengan baik dengan mesin dan AI.
Struktur organisasi baru ini dapat mempermudah CIO untuk lebih efektif mendelegasikan sumber daya tenaga kerja, mengatur karyawan manusia mereka pada tugas yang paling mendesak.